Kamis, 21 Mei 2015

Perempuan di Balik Hujan



Sambutan:
Sepenggal cerita ini didedikasikan untuk sahabat ane, karena terinspirasi dari kisahnya, setengah non fiktif dan sisanya fiktif. Sahabat ane juga sudah mengizinkan cerita ini buat diposting. Nama yang digunakan juga nama khayalan, tapi ada juga beberapa yang “mirip-mirip”. Kami bersahabat 7 orang sejak kelas 1 SMA, di dalam cerita ini gak hanya dikisahkan tentang perjalanan cinta salah seorang sahabat ane yang disini bernama “Vin”, tapi juga sedikit menceritakan masing-masing tokoh di dalam kelompok persahabatan ini. Namun tetap, tokoh utama adalah Vin.

Vin, perempuan di balik hujan, yang hanya mampu mencintai seseorang dalam diam.. entah sampai kapan ia bisa memendam perasaannya..

Catatan Hati Vin:

Aku, yang mengagumimu sejak kau belum mengenalku. Memperhatikan gerak-gerikmu, caramu berbicara, caramu tertawa, bahkan caramu berjalan yang kupikir seperti “penguin” dan itu sangat lucu. Aku hanya mampu mendeskripsikan itu semua melalui lagu yang kudengarkan. Dan karena cintamu sulit kusentuh, aku hanya mampu mencintaimu dalam diam.

Kamu seolah tak bisa mendengar teriakanku, tak bisa sedikitpun merasakan detak jantungku, padahal jarak diantara kita begitu dekat. Sekilas terdengar klise saat aku bilang hanya kamulah yang selalu mengganggu pikiran ini. Tapi coba kamu lihat lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi di luar duniamu.


Ah aku lupa, kamu selalu bahagia dalam duniamu, tentu. Duniamu terlalu luas untuk sekedar melihatku yang terkurung dalam fantasi dan metafora senja yang berukuran nanometer bagimu dan kau tidak ingin melihat senja. Yang kamu mau hanyalah mentari yang menyapa hangat wajahmu, bukannya rembulan yang hanya mampu membiaskan cahaya.


Aku mencoba menjadi pelangi untukmu saat percikan hujan membasahi tubuhmu. Tapi kamu memalingkan wajahmu, menolak melihat spektrum warna itu karena kamu bilang tidak menyukainya. Perlahan aku mundur agar kamu bisa tersenyum kembali.


Lalu aku mencoba menjadi oksigen untukmu. Kali ini aku pasti berhasil karena siapapun tak akan menolak dalam hal ini. Tapi aku salah, ada jutaan bahkan sekian giga atau lebih senyawa oksigen disini, aku kalap. Aku hanya berukuran satu kali sepuluh pangkat minus sekian dan tak perlu berusaha mundur pun aku telah tamat, domain ruang tidak menyisakan satu celahpun untukku.


Maka aku ingin menjadi hujan dan menyusup jatuh melalui jendela rumahmu. Lalu aku bisa menyapamu, dan kau keluar dari istanamu lalu berdiri menengadah ke langit dan kau tetap merelakan dirimu disapa hujan.


- Vin, Perempuan di Balik Hujan -

0 komentar:

Posting Komentar